Tentang Sebuah Gambar (Pipit Piharsi)



Melihat gambar ini mengingatkan saya pada saat dulu dekat dengan seseorang. Orang yang pernah berjanji akan melamar saya dengan seribu buku. Kami bertemu dan berteman dalam sebuah komunitas kepenulisan. Kami berdua sama-sama menyukai buku. Perpustakaan merupakan tempat kami biasa menghabiskan waktu bersama. Meski dapat dibayangkan kencan macam apa yang dihabiskan oleh dua orang yang larut dalam hening dan lebih asyik pada bacaan masing-masing.


Tetapi perihal jodoh memang misteri, tak bisa ditebak. Di akhir tahun yang gigil, saya membeku. Dia yang berjanji melamar dengan seribu buku tak bisa mengelak dari perjodohan yang disiapkan orang tuanya. Entah karena takut dosa pada orang tua atau terlampau pengecut untuk berani menolaknya.


Berhari-hari saya dicekam kesedihan, membeku sendirian. Ingat pada mimpi-mimpi yang kami rajut tentang sebuah rumah di pedalaman. Kami akan memenuhi rumah tersebut dengan buku-buku, mengajak anak-anak di sana menjelajah semesta. Membayangkan berkuda berdua dengan setumpuk buku yang kami bawa untuk anak-anak yang akan kami jangkau hingga pelosok. Menjadi perpustakaan keliling.



Namun, lagi-lagi perihal jodoh siapa yang tahu. Konon, jika akhirnya kita tidak bersama dengan orang yang sering kita sebut dalam do'a, mungkin kita akan dibersamakan dengan orang yang diam-diam sering menyebut nama kita dalam do'anya.


sumber: https://pipitfiharsi.blogspot.com/2021/06/tentang-sebuah-gambar.html


NB: Ini merupakan tulisan pemenang undian kamis menulis 17 Juni 2021.
Brian Prasetyawan

Guru SDN Sumur Batu 01 Pagi Jakarta. Menulis sejak 2009. Pengurus Asosiasi Guru Penulis PGRI. Pengurus Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama