MENYIKAPI
PENGEMBANGAN KURUKULUM DI ERA 4.0 DENGAN PENGGUNAAN GAWAI DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
Oleh: Endah
Winarsih, S.Pd
Pengajar SMA
Mawar Sharon Christian School Surabaya
Pentingnya Teknologi dalam
Proses Belajar Mengajar
Teknologi informasi
dan komunikasi sudah berkembang sangat pesat sehingga mempengaruhi banyak aspek
kehidupan masyarakat. Pengaruh
perkembangan ini tentu saja menimbulkan banyak dampak. Dampak yang paling terlihat adalah dampak
pada bidang sosial dan budaya. Cara
hidup masyarakat berubah mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Banyak pekerjaan jadi lebih mudah ketika
menggunakan teknologi, khususnya dalam bidang pendidikan. Pada saat teknologi sudah maju penggunaan
buku paket sebagai pusat informasi sudah mulai
bergeser. Fungsi buku paket bukan
lagi satu-satunya media belajar bagi siswa.
Siswa selain mendapatkan informasi dan materi pelajaran dari keterangan
guru dan buku paket, kini sudah bisa mencari informasi sendiri melalui dunia
internet. Kemudahan pencarian data dan
informasi melalui internet membuat siswa memilih untuk menggunakan internet.
Peran dan fungsi pelajaran sangat penting,
nasionalisasi berperan sebagai pembangunan kesadaran generasi penerus bangsa,
menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan patriotism serta menumbuhkan jati diri
bangsa. Berdasarkan peran dan fungsi
tersebut seharusnya siswa harus mau belajar semua mata pelajaran. Dan yang sangat penting adalah bagaimana para
pendidik menyajikan materi pelajaran untuk bisa dipelajari dengan menarik,
menyenangkan dan tidak membosankan.
Tetapi kenyataan yang ada pada siswa sangat
berbeda. Siswa kurang tertarik dengan
isi materi buku paket yang kebanyakan hanya berisi teori saja. Hal ini juga didukung dengan metode guru yang
kurang menarik dan monoton.
Tahun 2020 adalah tahun yang sangat berat, menyusul
mewabahnya virus corona atau yang biasa disebut sebagai Covid-19 yang bermula
dari Wuhan, Tiongkok dan menyebar ke seluruh penjuru dunia. Salah satu cara
untuk mengurangi penularan virus ini adalah dengan membatasi mobilisasi
manusia, sehingga mau tidak mau, guru dan siswa tidak dapat bertemu secara
langsung untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Dalam Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ), pembelajaran dilakukan secara daring yang memerlukan koneksi
internet.
Guru, sebagai fasilitator, harus kreatif membuat
media pembelajaran yang menarik dan mudah digunakan oleh siswa.
Media sosial banyak menawarkan aplikasi yang bisa
di gunakan untuk media pembelajaran.
Salah satunya adalah blogspot media ini merupakan suatu media
pembelajaran yang melibatkan perangkat (device) bergerak sehingga siswa dapat
mengakses materi pembelajaran tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, di manapun
dan kapanpun mereka berada secara offline. Media pembelajaran ini menjadikan
pembelajaran menarik dan memberikan dampak positif terhadap performa akademik
berupa motivasi belajar dan hasil belajar siswa.
Dengan situasi yang kurang menguntungkan dari
dampak adanya Covid-19 tentu peran guru sangat penting. Sebagai perancang dalam proses pembelajaran
guru harus mempersiapkan metode dan model pembelajran yang dibutuhkan. Peran teknologi dalam pendidikan yang sangat
penting menuntut guru harus bisa menguasai berbagai aplikasi penunjang dalam
proses belajar mengajar.
Di lapangan yang menjadi masalah adalah ketika siswa menggunakan internet melalui gadget,
yang mereka cari tidak hanya data atau informasi melainkan untuk bermain game
atau sekedar bersosialisasi melalui media sosial. Media sosial dengan berbagai macam bentuknya lebih menarik untuk dibuka dibandingkan
mencari data untuk pembelajaran.
Akibatnya banyak siswa sudah mulai mengabaikan buku paketnya dan
keinginan belajar menjadi rendah.
Berdasarkan pengalaman di lapangan ketika mengajar
di kelas hampir 30 persen siswa belum mampu menguasai dan memahami pelajaran
dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang masih
belum maksimal .
Ketika dilakukan survey terbatas ternyata
didapatkan satu kesimpulan bahwa rendahnya hasil belajar siswa tersebut
disebabkan adanya dugaan rendahnya tingkat pemahaman dan minat belajar siswa
terhadap pelajaran yang harus menggunakan buku teks. Rendahnya tingkat
pemahaman siswa ditunjukkan oleh rendahnya aktivitas dan partisipasi siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Rendahnya minat belajar tersebut juga berasal dari
paradigma pendidikan konvensional yang selalu mempergunakan metode pengajaran
klasikal dan ceramah, tanpa diselingi dengan berbagai metode yang menantang
untuk berusaha. Termasuk pula adanya penyekat ruang structural yang begitu
tinggi antara guru dan siswa. Peristiwa yang menonjol dalam kegiatan
pembelajaran adalah siswa kurang aktif berpartisipasi secara aktif, kurang
terlibat dan tidak memiliki inisiatif serta kontributif baik secara intelektual
maupun emosional. Kegiatan siswa untuk aktif menyampaikan pertanyaan, gagasan
maupun pendapat sangat jarang muncul sehingga selama kegiatan pembelajaran
berlangsung hanya didominasi oleh guru. Jika ada sebagian yang berani
berpendapat atau menyampaikan gagasan maka siswa yang lain sangat jarang yang
meresponnya. Selain itu tingkat
keaktifan siswa yang rendah disebabkan budaya literasi membaca sangat
rendah. Siswa memiliki wawasan yang tidak
luas karena tidak suka dan bahkan tidak mau membaca informasi yang terkait dengan
pembelajaran.
Menurut artikel di halaman KOMPAS.com “Organisasi Pendidikan, Keilmuan,
dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Educational,
Scientific and Cultural Organization/UNESCO) menunjukkan data persentase minat
baca anak Indonesia berada di angka 0,01 persen. Angka itu berarti, dari 10.000
anak Indonesia, hanya satu anak yang senang membaca. Tentunya hal ini sangat
memprihatinkan. Tidak hanya itu, disebutkan juga bahwa minat baca di Indonesia
menempati urutan ke-63 dari 70 negara. Oleh karena itu, orang tua memiliki
peran penting untuk menumbuhkan minat baca kepada anak, terutama anak yang
masih berusia dini. (Erwin Hutapea,2019)
Menyikapi maraknya penggunaan gadget yang kurang
bertanggung jawab di lingkungan siswa, guru harus memiliki kreatifitas lebih
dalam membuat tugas. Untuk membantu siswa mengendalikan kebutuhan bermainnya
maka guru bisa memberikan tugas pada siswa membuat permainan dangan media
gadget. Tentu hal ini menjadi tantangan
buat siswa dalam membuatnya. Dan tentu
saja juga menarik siswa untuk mempelajari suatu materi dalam bentuk permainan
atau game. Pembelajaran akan menjadi
lebih menarik serta membuat siswa fokus dalam memahami materi yang sedang
diajarkan.
Gadget seharusnya tidak dijadikan musuh bagi guru
dalam menghadapi siswa yang masih remaja.
Justru orang tua dan guru harus memanfaatkan gadget sebagai media belajar.
Yang terpenting adalah membekali siswa dalam bidang teknologi
sehingga bisa memanfaatkan teknologi untuk mendukung belajarnya dalam meraih
prestasi belajar.
Penggunaan Buku paket bukan serta merta hilang dan
tidak digunakan, buku paket dibuat untuk membantu siswa dalam mempelajari
materi pembelajaran. Oleh karena saat
ini buku paket banyak yang sudah dicetak dalam bentuk e-book sehingga bisa
digunakan melalui alat elektronik atau gadget.
Penggunaan aplikasi Blog juga bisa dijadikan alternatif bagi guru dalam
membagi materi pada siswa tentu perlu ada banyak variasi dalam materi dengan
menyertakan gambar yang sesuai dengan materi.
Diharapkan siswa tetap tertarik dalam membaca materi dari aplikasi yang
digunakan oleh para guru.
Cara memanfaatkan aplikasi
Blogspot dalam pembelajaran
Pemilihan pembelajaran berbasis internet
memungkinkan guru agar mudah dalam memasukan ataupun mendesain isi pembelajaran
tanpa menggunakan buku teks, sehingga siswa bisa menggunakan device mereka
untuk melakukan proses belajar.
Biasanya siswa sering menggunakan peralatan
elektronik mereka untuk menjalankan hobi bermedia sosial atau sekedar mencari
informasi. Kegemaran siswa akan gadget
bisa dimanfaatkan dunia pendidikan untuk mereka gunakan sebagai media
belajar, Dalam hal ini guru bisa
memberikan materinya dalam bentuk elektronik menggunakan aplikasi blogspot yang
bisa di akses oleh siswa kapanpun dan dimanapun, sehingga proses belajar
mengajar bisa lancar karena siswa sudah dibekali mringkasan materi melalui
media blogsot.
Media pembelajaran berbasis blogspot perlu
dikembangkan karena lebih efektif dan efisien sehingga membantu guru untuk
lebih mudah menyampaikan materi dan siswa cepat memahami materi yang
dipelajarinya.
Adapun manfaat yang diperoleh dari penggunaan media
belajar yang dibuat dengan menggunakan blogspot:
(1) mengurangi kebosanan, sehingga murid-murid
lebih bersemangat dalam belajar,
2) Isi blog bisa di desain sesuai kebutuha materi
yang ingin disampaikan dan dapat ditambahkan gambar atau link lain yang related
dengan materi yang ingin disampaikan oleh guru.
(3) bisa dijalankan melalui koneksi internet
sehingga bisa dengan mudah diakses kapanpun dan dimanapun.
Penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi dapat membantu dalam mengembangkan
pembelajaran siswa dalam upaya mencapai kecakapan abad 21
Dalam proses belajar mengajar, siswa juga dapat
memanfaatkan sarana teknologi yang sudah tersedia untuk digunakan sebagai
sarana kolaborasi dalam pembelajaran di kelas. Salah satu aplikasi yang dapat
dimanfaatkan dalam aktivitas pembelajaran khususnya kolaborasi siswa yaitu
aplikasi web jejaring sosial (Social Network) seperti Facebook, Twitter,
Friendster dan sebagainya. Sebagai contoh aplikasi Facebook yang ada di dunia
maya tidak hanya sekedar aplikasi yang hanya dapat digunakan untuk
berkomunikasi dengan teman, mencari teman update status dan sebagainya, tetapi
dapat juga dimanfaatkan dalam pembelajaran siswa. Dengan menggunakan web
jejaring sosial Facebook dapat dimanfaatkan sebagai media untuk melakukan
diskusi pembelajaran jarak jauh yang tentunya akan lebih menyenangkan dan
mengasyikan.
Sarana teknologi informasi dan komunikasi juga dapat
digunakan sebagai media komunikasi siswa dalam kaitannya dengan pembelajaran.
Salah satunya dengan memanfaatkan fasilitas E-Mail (Electronic Mail) yang
terdapat pada jaringan internet. Dengan menggunakan e-mail siswa dapat
berkomunikasi dengan sesama siswa, dengan guru bahkan dengan stakeholder lain
yang dapat membantu proses pembelajaran siswa. Sebagai contoh, dengan
menggunakan email siswa dapat mengirimkan hasil tugas-tugas yang diberikan oleh
gurunya dengan mengirimkan file-file lampiran tugas-tugasnya. Dengan
menggunakan teknologi email, siswa dapat mengirimkan hasil tugas yang diberikan
guru kepada siswa dengan cepat tanpa ada batasan waktu dan tempat.
Sarana teknologi informasi dan komunikasi juga
dapat digunakan sebagai media komunikasi siswa dalam kaitannya dengan
pembelajaran. Salah satunya dengan memanfaatkan fasilitas E-Mail (Electronic
Mail) yang terdapat pada jaringan internet. Dengan menggunakan e-mail siswa
dapat berkomunikasi dengan sesama siswa, dengan guru bahkan dengan stakeholder
lain yang dapat membantu proses pembelajaran siswa. Sebagai contoh, dengan
menggunakan email siswa dapat mengirimkan hasil tugas-tugas yang diberikan oleh
gurunya dengan mengirimkan file-file lampiran tugas-tugasnya. Dengan
menggunakan teknologi email, siswa dapat mengirimkan hasil tugas yang diberikan
guru kepada siswa dengan cepat tanpa ada batasan waktu dan tempat.
Integrasi Teknologi Sekolah
Siswa dan guru perlu mempunyai akses teknologi yang baik sehingga mampu
memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Siswa harus terbiasa bekerja
dengan teknologi seperti layaknya orang yang bekerja. Namun, yang harus diingat
bahwasannya teknologi tidak akan menjadi alat bantu yang baik dan kuat apabila
pola pembelajarannya masih tradisional
Dari pengalaman mengajar banyak sekali kisah guru yang gagal dalam
proses belajar mengajar sering terjadi.
1.
Guru tidak menyiapkan materi dengan baik
sehingga ketika akan mulai mengajar kehilangan kata-kata karena tidak mengingat
materi dengan benar.
2.
Tidak memiliki media mengajar sehingga materi
yang diajarkan tidak bisa diserap siswa dengan baik.
3.
Guru tidak memiliki wawasan yang luas dari
materi yang diajarkan.
4.
Guru tidak menguasai teknologi sehingga ketika
akan mengoperasikan suatu aplikasi yang menggunakan teknologi guru tidak mampu
menjalankannya dengan baik.
Ada banyak hal yang membuat seorang guru menjadi gagal sebagai pendidik
salah satunya guru tidak menguasai teknologi.
Perkembangan tehnologi tentu saja berdampak didunia pendidikan , hal
ini terlihat banyaknya aplikasi yang ditawarkan untuk membantu guru memberi
pembelajaran pada peserta didik.
Ketidakmampuan guru di bidang teknologi tentu saja membuat banyak guru
yang enggan menggunakan teknologi dalam mengajar. Alasannya klise, mereka tidak mau direpotkan
untuk belajar lagi bagaimana menggunakan aplikasi yang sudah disediakan oleh
banyak pihak.
Bagus Bu
BalasHapusInggih pak, memanfaatkan blog dlm pembelajaran
BalasHapus