DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 3.1.a.7

 

3.1.a.7 Demonstrasi Konstektual

Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

 

 

https://youtu.be/XBLau6meK7U


Bagaimana Anda akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di Program Guru Penggerak ini di sekolah atau lingkungan asal Anda ?

Menghadap Kepala Sekolah untuk berkonsultasi dan meminta arahan untuk tahapan – tahapan program PGP untuk selanjutnya, bersama rekan sejawat untuk bersama – bersama berkontribusi dalam komunitas Praktisi, serta mensosialisasikan kepada Orang tua siswa dan siswa itu sendiri tentang apa tujuan dan manfaat yang melibatkan orang tua dan siswa dari PGP ini

Apa langkah – langkah awal yang akan lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin Pembelajaran ?

Memperhatikan apakah di dalam pengambilan Keputusan itu termasuk Dilema Etika (  pilihan benar lawan benar ) atau Bujukan Moral ( pilihan benar lawan salah ), mencoba menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran Di bawah ini adalah 9 langkah yang telah disusun untuk memandu  dalam mengambil dan menguji keputusan dalam situasi dilema etika yang membingungkan karena adanya beberapa nilai-nilai yang bertentangan.
1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi
ini.
Ada 2 alasan mengapa langkah ini adalah langkah yang penting dalam pengambilan dan pengujian keputusan. Alasan yang pertama, langkah ini mengharuskan kita untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diperhatikan, alih-alih langsung mengambil keputusan tanpa menilainya dengan lebih saksama. Alasan yang kedua adalah karena langkah ini akan membuat kita
menyaring masalah yang betul-betul berhubungan dengan aspek moral, bukan masalah yang berhubungan dengan sopan santun dan norma sosial. Untuk mengenali hal ini bukanlah hal yang mudah. Kalau kita terlalu berlebihan dalam menerapkan langkah ini, dapat membuat kita menjadi orang yang terlalu mendewakan aspek moral, sehingga kita akan mempermasalahkan setiap
kesalahan yang paling kecil pun. Sebaliknya bila kita terlalu permisif, maka kita bisa menjadi apatis dan tidak bisa mengenali aspek-aspek permasalahan etika lagi.
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi tertentu. Pertanyaannya adalah dilema siapakah ini? Hal yang seharusnya membedakan bukanlah pertanyaan apakah ini dilema saya atau bukan. Karena dalam hubungannya dengan permasalahan moral, kita semua seharusnya merasa terpanggil.
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
Pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail,seperti misalnya apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, dan apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya. Data-data tersebut penting untuk kita ketahui karena dilema etika tidak menyangkut hal-hal yang bersifat teori, namun ada faktor
faktor pendorong dan penarik yang nyata di mana data yang mendetail akan bisa menggambarkan alasan seseorang melakukan sesuatu dan kepribadian seseorang akan tercermin dalam situasi tersebut. Hal yang juga penting di sini adalah analisis terhadap hal-hal apa saja yang potensial akan terjadi di waktu yang akan datang.
4. Pengujian benar atau salah
1. Uji Legal
Pertanyaan yang harus diajukan disini adalah apakah dilema etika itu menyangkut aspek pelanggaran hukum. Bila jawabannya adalah iya, maka pilihan yang ada bukanlah antara benar lawan benar, namun antara benar lawan salah. Pilihannya menjadi membuat keputusan yang mematuhi hukum atau tidak, bukannya keputusan yang berhubungan dengan moral.
2. Uji Regulasi/Standar Profesional
Bila dilema etika tidak memiliki aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mungkin ada pelanggaran peraturan atau kode etik. Konflik yang terjadi pada seorang wartawan yang harus melindungi sumber beritanya, seorang agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli potensial sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? Anda tidak bisa dihukum karena melanggar kode etik profesi Anda, tapi Anda akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi Anda.
3. Uji Intuisi
Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau
berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini. Walaupun mungkin Anda tidak bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di mana. Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa diandalkan untuk melihat dilema etika yang melibatkan dua nilai yang
sama-sama benar.
4. Uji Halaman Depan Koran
Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan pada halaman depan dari koran dan sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi masyarakat? Bila Anda merasa tidak nyaman membayangkan hal itu akan terjadi, kemungkinan
besar Anda sedang menghadapi dilema etika.
5. Uji Panutan/Idola
Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang
menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda. Yang perlu dicatat dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu:
Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based
Thinking
)
yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang
prinsip-prinsip yang mendalam.
Uji halaman depan koran, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir.
Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli
(Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang
meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi orang lain.
Bila situasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil risiko membuat keputusan yang  membahayakan atau merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral.
5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi ini?
Individu lawan masyarakat (individual vs community)
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Apa pentingnya mengidentifikasi paradigma, ini bukan hanya mengelompokkan permasalahan namun membawa penajaman pada fokus kenyataan bahwa situasi ini betul-betul mempertentangkan antara dua nilai nilai inti kebajikan yang sama-sama penting.
6. Melakukan Prinsip Resolusi
Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
7. Investigasi Opsi Trilema
Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah.
8. Buat Keputusan
Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya.
9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya.

 

Mulai kapan Anda kan menerapkan langkah – langkah tersebut, Hari ini, besok, minggu depan ?

Membuat catatan dalam Agenda, bahwa apa yang akan saya lakukan nanti mulai hari ini dan seterusnya, saya akan mencoba menerapkan pembuktian pengujian masalah berdasarkan dengan melihat kasus apakah itu Dilema Etika atau bujukan Moral dengan menerapkan langkah – langkah pengambilan keputisan sebagai pemimpin pembelajaran

Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran ? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah – langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif

Dalam hal ini salah satunya saya akan memakai uji panutan /idola dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Seseorang yang menjadi teman diskusi ini melihat situasi konflik dilema itu sendiri, bisa saja keluarga di rumah, rekan sejawat, kepala sekolah, orang tua siswa serta siswa itu sendiri.

Saya rasa dengan memperhatikan saran – saran dari orang lain dengan fakta – fakta yang relevan dengan menjalankan 9 langkah pengambilan keputusan, uji paradigma, prinsip berpikir merupakan langkah – langkah yang tepat dan  efektif

 


Aidil Fitriani

Aidil fitriani Menyukai Alam terbuka, Motret, Kuliner, Jalan - Jalan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama