3.1.a.7
Demonstrasi Konstektual
Pengambilan
Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran
Bagaimana Anda akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di Program Guru Penggerak ini di sekolah atau lingkungan asal Anda ?
Menghadap Kepala
Sekolah untuk berkonsultasi dan meminta arahan untuk tahapan – tahapan program PGP
untuk selanjutnya, bersama rekan sejawat untuk bersama – bersama berkontribusi
dalam komunitas Praktisi, serta mensosialisasikan kepada Orang tua siswa dan
siswa itu sendiri tentang apa tujuan dan manfaat yang melibatkan orang tua dan
siswa dari PGP ini
Apa langkah –
langkah awal yang akan lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan
pemimpin Pembelajaran ?
Memperhatikan apakah di dalam pengambilan
Keputusan itu termasuk Dilema Etika ( pilihan benar lawan benar ) atau Bujukan Moral
( pilihan benar lawan salah ), mencoba menerapkan 9 langkah pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran Di bawah ini adalah 9 langkah yang telah disusun untuk
memandu dalam mengambil dan menguji
keputusan dalam situasi dilema etika yang membingungkan karena adanya beberapa
nilai-nilai yang bertentangan.
1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi
ini.
Ada 2 alasan mengapa langkah ini adalah langkah yang penting dalam pengambilan
dan pengujian keputusan. Alasan yang pertama, langkah ini mengharuskan kita
untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diperhatikan, alih-alih langsung
mengambil keputusan tanpa menilainya dengan lebih saksama. Alasan yang kedua
adalah karena langkah ini akan membuat kita
menyaring masalah yang betul-betul berhubungan dengan aspek moral, bukan masalah
yang berhubungan dengan sopan santun dan norma sosial. Untuk mengenali hal ini
bukanlah hal yang mudah. Kalau kita terlalu berlebihan dalam menerapkan langkah
ini, dapat membuat kita menjadi orang yang terlalu mendewakan aspek moral,
sehingga kita akan mempermasalahkan setiap
kesalahan yang paling kecil pun. Sebaliknya bila kita terlalu permisif, maka
kita bisa menjadi apatis dan tidak bisa mengenali aspek-aspek permasalahan
etika lagi.
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi tertentu. Pertanyaannya
adalah dilema siapakah ini? Hal yang seharusnya membedakan bukanlah pertanyaan
apakah ini dilema saya atau bukan. Karena dalam hubungannya dengan permasalahan
moral, kita semua seharusnya merasa terpanggil.
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
Pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail,seperti
misalnya apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak,
dan apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka
mengatakannya. Data-data tersebut penting untuk kita ketahui karena dilema
etika tidak menyangkut hal-hal yang bersifat teori, namun ada faktor
faktor pendorong dan penarik yang nyata di mana data yang mendetail akan bisa
menggambarkan alasan seseorang melakukan sesuatu dan kepribadian seseorang akan
tercermin dalam situasi tersebut. Hal yang juga penting di sini adalah analisis
terhadap hal-hal apa saja yang potensial akan terjadi di waktu yang akan
datang.
4. Pengujian benar atau salah
1. Uji Legal
Pertanyaan yang harus diajukan disini adalah apakah dilema etika itu menyangkut
aspek pelanggaran hukum. Bila jawabannya adalah iya, maka pilihan yang ada
bukanlah antara benar lawan benar, namun antara benar lawan salah. Pilihannya
menjadi membuat keputusan yang mematuhi hukum atau tidak, bukannya keputusan
yang berhubungan dengan moral.
2. Uji Regulasi/Standar Profesional
Bila dilema etika tidak memiliki aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mungkin
ada pelanggaran peraturan atau kode etik. Konflik yang terjadi pada seorang
wartawan yang harus melindungi sumber beritanya, seorang agen real estate yang
tahu bahwa seorang calon pembeli potensial sebelumnya telah dihubungi oleh
koleganya? Anda tidak bisa dihukum karena melanggar kode etik profesi Anda,
tapi Anda akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi Anda.
3. Uji Intuisi
Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan
apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini mengandung
hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan
mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau
berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini. Walaupun mungkin Anda tidak
bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di mana. Langkah
ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa diandalkan untuk melihat dilema
etika yang melibatkan dua nilai yang
sama-sama benar.
4. Uji Halaman Depan Koran
Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan pada halaman depan
dari koran dan sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba
menjadi konsumsi masyarakat? Bila Anda merasa tidak nyaman membayangkan hal itu
akan terjadi, kemungkinan
besar Anda sedang menghadapi dilema etika.
5. Uji Panutan/Idola
Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh
seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini
fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau
ambil, karena beliau adalah orang yang
menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda. Yang perlu dicatat
dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip
pengambilan keputusan yaitu:
Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based
Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang
prinsip-prinsip yang mendalam.
Uji halaman depan koran, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir
berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan
hasil akhir.
Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa
peduli
(Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden
rule yang
meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi orang lain.
Bila situasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut
atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil risiko membuat
keputusan yang membahayakan atau
merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi bukanlah situasi moral
dilema, namun bujukan moral.
5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi
ini?
Individu lawan masyarakat (individual vs community)
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Apa pentingnya mengidentifikasi paradigma, ini bukan
hanya mengelompokkan permasalahan namun membawa penajaman pada fokus kenyataan
bahwa situasi ini betul-betul mempertentangkan antara dua nilai nilai inti
kebajikan yang sama-sama penting.
6. Melakukan Prinsip Resolusi
Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
7. Investigasi Opsi Trilema
Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada cara untuk berkompromi dalam
situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak
terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan
masalah.
8. Buat Keputusan
Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang
membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya.
9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan
ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya.
Mulai kapan Anda kan
menerapkan langkah – langkah tersebut, Hari ini, besok, minggu depan ?
Membuat catatan
dalam Agenda, bahwa apa yang akan saya lakukan nanti mulai hari ini dan seterusnya,
saya akan mencoba menerapkan pembuktian pengujian masalah berdasarkan dengan
melihat kasus apakah itu Dilema Etika atau bujukan Moral dengan menerapkan langkah
– langkah pengambilan keputisan sebagai pemimpin pembelajaran
Siapa yang akan
menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai
pemimpin pembelajaran ? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk
menentukan apakah langkah – langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif
Dalam hal ini salah
satunya saya akan memakai uji panutan /idola dalam menjalankan pengambilan keputusan
sebagai pemimpin pembelajaran. Seseorang yang menjadi teman diskusi ini melihat
situasi konflik dilema itu sendiri, bisa saja keluarga di rumah, rekan sejawat,
kepala sekolah, orang tua siswa serta siswa itu sendiri.
Saya rasa dengan
memperhatikan saran – saran dari orang lain dengan fakta – fakta yang relevan dengan
menjalankan 9 langkah pengambilan keputusan, uji paradigma, prinsip berpikir merupakan
langkah – langkah yang tepat dan efektif